Episode kelima menampilkan dongeng berjudul ‘Pohon Beringin Deng Pohon Cendana’ karya siswa asal Mollo, Nusa Tenggara Timur Aldino Sesfaot yang diambil dari buku Nunuh Haumeni terbitan Lakoat Kujawas, karya baru Wukir Suryadi berjudul Menolak Tunduk, lagu Panyuwunan dari proyek seni Shradda yang digubah dalam bahasa Sumba dengan musik gong asal Nusa Tenggara, lagu Hindi Namin Kayo Titigilan dari Barangsay Pesante Combo, musik dari Sanggar Timur Jauh dari Ternate yang direkam oleh Gugus Gema project, komposisi musik karya Gatot Danar Sulistyanto, Jack Body, puisi karya Handoyo Purwowijoyo, komposisi musik artificial intelligence dari Raung Jagat Synthetic, lagu Ribu-Ribu oleh Yulidar, Sum Bot, dan Mahidin dari Jambi, beberapa sound design dan field recording karya Bona Zustama dan Vandy Rizaldi. Musik tema Radio Isolasido diciptakan oleh Asep Nayak, produser musik Wisisi dari Wamena, Papua.
Ilustrasi karya Galih Johar.
English
Episode 5 featured a short story ‘Pohon Beringin Deng Pohon Cendana’ by a student from Mollo, East Nusa Tenggara Aldino Sesfaot taken from the book Nunuh Haumeni published by Lakoat Kujawas, Wukir Suryadi’s new work ‘Menolak Tunduk’, song Panyuwunan from the Shradda art project rearranged in Samawa language with West Nusa Tenggara gong music, song Hindi Namin Kayo Titigilan from Barangsay Pesante Combo, music from the Far East Studio from Ternate, musical compositions by Gatot Danar Sulistyanto, Jack Body, poetry by Handoyo Purwowijoyo, artificial intelligence music from Raung Jagat Synthetic, Ribu-Ribu by Yulidar, Sum Bot, and Mahidin from Jambi, some sound designs and field recordings by Bona Zustama and Vandy Rizaldi. Radio Isolasido’s theme music was composed by Asep Nayak, a Wisisi music producer from Wamena, Papua.
Artwork by Galih Johar.